Alfamart Borong 70% Saham Lawson dari Alfamidi
Alfamart borong 70% saham Lawson dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi), yang setara dengan 1,48 miliar lembar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp200,45 miliar.
Aryo Meidianto
5/26/20252 min read


Strategi Cerdas Perkuat Segmen Ready to Eat dan Tantang Indomaret
Alfamart baru saja mengambil langkah strategis dengan memborong 70% saham Lawson dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi), yang setara dengan 1,48 miliar lembar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp200,45 miliar. Akuisisi ini menjadikan Alfamart sebagai pemegang kendali mayoritas Lawson di Indonesia, sekaligus menandai babak baru dalam persaingan bisnis ritel modern di Tanah Air. Langkah ini bukan sekadar transaksi bisnis biasa, melainkan bagian dari strategi besar Alfamart untuk memperkuat posisinya di segmen makanan siap saji atau Ready to Eat (RTE), yang kini tengah tumbuh pesat.
Lawson pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2011 melalui kerja sama lisensi dengan Alfamidi. Merek asal Jepang ini dikenal dengan produk makanan siap saji khas seperti onigiri, oden, dan berbagai snack premium yang membedakannya dari minimarket konvensional. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Lawson belum mampu menunjukkan kontribusi signifikan terhadap pendapatan Alfamidi, yang tercermin dari penurunan persentase kontribusinya terhadap pendapatan neto dari 6,8% pada 2024 menjadi 4,3% pada kuartal pertama 2025. Oleh karena itu, Alfamidi memutuskan untuk melepas sahamnya kepada Alfamart agar dapat lebih fokus pada bisnis inti mereka.
Bagi Alfamart, akuisisi ini merupakan langkah jitu untuk memperluas lini bisnis mereka di luar minimarket tradisional. Dengan mengintegrasikan Lawson ke dalam ekosistemnya, Alfamart dapat memanfaatkan jaringan distribusi yang luas dan infrastruktur yang sudah mapan untuk mengoptimalkan potensi Lawson dalam segmen RTE. Makanan siap saji kini menjadi tren yang sangat diminati oleh konsumen urban yang menginginkan kepraktisan tanpa mengorbankan kualitas. Alfamart melihat peluang besar di sini untuk mengembangkan produk dan layanan RTE yang lebih variatif dan inovatif.
Selain itu, langkah ini juga merupakan respon strategis Alfamart terhadap persaingan ketat dengan Indomaret, yang telah lebih dulu mengembangkan lini makanan siap saji melalui brand Yummy Choice. Dengan mengakuisisi Lawson, Alfamart tidak hanya menambah variasi produk, tetapi juga memperkuat daya saingnya dalam menghadapi dominasi Indomaret di segmen makanan siap saji. Ini bisa menjadi game changer dalam perang ritel modern, di mana inovasi produk dan layanan menjadi kunci utama memenangkan hati konsumen.
Lebih jauh lagi, akuisisi ini memungkinkan Alfamart untuk mempercepat ekspansi Lawson di berbagai kota besar di Indonesia, terutama di Jabodetabek, dengan konsep toko berdiri sendiri yang lebih fokus pada pengalaman pelanggan dan kualitas produk. Integrasi ini juga berpotensi menciptakan sinergi operasional yang efisien, mulai dari pengadaan barang, distribusi, hingga pemasaran, sehingga margin keuntungan dapat ditingkatkan.
Secara keseluruhan, akuisisi 70% saham Lawson oleh Alfamart bukan hanya soal pengambilalihan aset, tetapi merupakan strategi bisnis yang matang untuk memperkuat portofolio produk, memperluas pasar, dan meningkatkan daya saing di industri ritel yang semakin dinamis. Dengan fokus pada segmen Ready to Eat, Alfamart siap menghadirkan inovasi baru yang dapat mengubah lanskap ritel modern di Indonesia dan menantang dominasi Indomaret secara lebih agresif.
Langkah ini tentu akan menarik perhatian pelaku industri dan konsumen, karena menandai era baru persaingan bisnis ritel yang semakin kreatif dan kompetitif. Alfamart tidak hanya berusaha mempertahankan posisi sebagai minimarket terbesar, tetapi juga bertransformasi menjadi pemain utama di segmen makanan siap saji yang sedang naik daun, menjadikan akuisisi Lawson sebagai salah satu keputusan bisnis paling strategis di tahun ini.
Ilustrasi dibuat dengan menggunakan AI Freepik - prompt by Bizsense Indonesia