Analisis Bisnis Emas: Potensi Kenaikan Harga di Tengah Kecamuk Perang Iran-Israel
Kenaikan harga emas dunia kembali menjadi sorotan setelah serangan udara Israel ke Iran pada 13 Juni 2025 memicu ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Dalam tiga hari perdagangan terakhir, harga emas langsung melonjak 1,3% ke level USD3.428,10 per ons.
Aryo Meidianto
6/16/20251 min read


Kenaikan harga emas dunia kembali menjadi sorotan setelah serangan udara Israel ke Iran pada 13 Juni 2025 memicu ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Dalam tiga hari perdagangan terakhir, harga emas langsung melonjak 1,3% ke level USD3.428,10 per ons, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di USD3.500,05 yang tercapai pada April lalu. Lonjakan ini mencerminkan respons cepat investor yang beralih ke aset safe haven untuk mengantisipasi risiko eskalasi konflik.
Serangan Israel ke fasilitas nuklir dan militer Iran tidak hanya meningkatkan ketakutan akan perang regional, tetapi juga memperkuat sentimen pasar terhadap emas. Daniel Pavilonis, analis senior di RJO Futures, menyatakan bahwa pasar sedang "mengantisipasi pembalasan Iran", sehingga harga emas cenderung tetap tinggi dalam jangka pendek. Respons ini konsisten dengan pola historis di mana ketidakpastian geopolitik mendorong permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar.
Proyeksi Harga dan Faktor Pendukung
Beberapa lembaga keuangan telah merevisi proyeksi harga emas menyusul perkembangan terakhir. Bank of America (BofA) memprediksi harga emas bisa mencapai USD4.000 per troy ons dalam 12 bulan ke depan, sementara Goldman Sachs memperkirakan level USD 3.700 pada akhir 2025. Analis Saxo Bank, Ole Hansen, mengingatkan bahwa koreksi jangka pendek mungkin terjadi akibat profit-taking, tetapi tren jangka panjang tetap bullish seiring dengan pembelian agresif oleh bank sentral dan ketegangan geopolitik yang belum terselesaikan.
Dinamika Pasar dan Risiko yang Diwaspadai
Selain faktor geopolitik, pelemahan inflasi Amerika Serikat (AS) dan sinyal dovish dari Federal Reserve turut mendukung kenaikan harga emas. Data Indeks Harga Produsen (IHP) AS yang lebih rendah pada Mei 2025 memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga, yang umumnya menguntungkan logam mulia. Namun, para analis memperingatkan bahwa kenaikan harga saat ini juga dipicu oleh transaksi algoritmik dan spekulasi, bukan murni permintaan fisik.
Kesimpulan
Potensi kenaikan harga emas dalam beberapa bulan ke depan tetap tinggi, dengan konflik Iran-Israel sebagai katalis utama. Meskipun koreksi teknis mungkin terjadi, kombinasi ketegangan geopolitik, kebijakan moneter AS yang longgar, dan permintaan diperkirakan akan menjaga momentum positif. Investor disarankan memantau perkembangan di Timur Tengah dan data ekonomi AS, termasuk keputusan Fed pada akhir Juni 2025, untuk mengantisipasi volatilitas pasar.
Ilustrasi dibuat dengan menggunakan aplikasi AI - prompt by Bizsense Indonesia