ASIK 2025: Gerakan Kolaboratif Perkuat Ekspor Kreatif Indonesia dari Fesyen, Kriya hingga Kuliner

Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf), Kementerian UMKM, dan Kementerian Perdagangan resmi meluncurkan program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia atau ASIK 2025 sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekspor produk kreatif nasional, khususnya di tiga subsektor unggulan: fesyen, kriya, dan kuliner.

Aryo Meidianto

7/7/20252 min read

Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf), Kementerian UMKM, dan Kementerian Perdagangan resmi meluncurkan program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) 2025 sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekspor produk kreatif nasional, khususnya di tiga subsektor unggulan: fesyen, kriya, dan kuliner. Dengan tema “Scan The Spirit of Indonesian Creativity,” ASIK hadir sebagai gerakan inovatif yang memadukan kurasi ketat, bootcamp pelatihan intensif, sertifikasi produk, business matching, hingga pameran ekspor internasional. Program ini dirancang secara komprehensif untuk membina pelaku industri kreatif agar mampu bersaing di pasar global sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi kreatif Indonesia.

Peluncuran ASIK 2025 yang digelar di Jakarta ini menandai kolaborasi lintas kementerian yang erat, sesuai arahan Presiden Prabowo, guna membangun ekosistem ekonomi kreatif yang mampu menciptakan lapangan kerja, menarik investasi, dan memperluas pasar ekspor. Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya menegaskan bahwa subsektor fesyen, kriya, dan kuliner menyumbang hingga 94% tenaga kerja ekonomi kreatif, sehingga menjadi fokus utama program ini. Melalui ASIK, pemerintah ingin memastikan produk-produk kreatif Indonesia tidak hanya memiliki nilai estetika dan budaya yang kuat, tetapi juga daya saing internasional yang tinggi.

ASIK juga menjadi jembatan penting yang menghubungkan potensi lokal dengan peluang global. Melalui proses kurasi yang selektif, pelaku usaha kreatif mendapatkan pelatihan intensif dalam bootcamp yang membekali mereka dengan pengetahuan ekspor, standar sertifikasi internasional, serta kesempatan business matching dengan buyer dan investor asing. Pameran ekspor yang menjadi puncak program ini memberikan ruang bagi produk-produk kreatif Indonesia untuk tampil di panggung dunia, memperkuat branding dan membuka akses pasar baru.

Dukungan dari Kementerian UMKM dan Kementerian Perdagangan turut memperkuat fondasi program ASIK. Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyatakan bahwa UMKM memiliki potensi besar sebagai penyumbang ekspor nasional, dengan nilai ekspor produk UMKM yang terus meningkat. Sementara itu, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, menyoroti pertumbuhan ekspor produk kreatif yang mencapai lebih dari 26% dalam lima tahun terakhir, dengan pasar utama di Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Hongkong, dan India.

ASIK 2025 bukan sekadar program pelatihan dan promosi, melainkan sebuah gerakan transformasi ekonomi kreatif Indonesia yang mengintegrasikan teknologi, budaya, dan inovasi. Penggunaan QR Code sebagai simbol interaksi budaya dan rantai pasok global menjadi contoh bagaimana ASIK menggabungkan tradisi dan modernitas untuk memperkuat daya saing produk Indonesia di kancah internasional.

Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia, Shopee Indonesia, Paragon Corp, dan MRA Media, ASIK diharapkan menjadi momentum penting dalam membangun ekosistem ekspor yang terstruktur dan berkelanjutan bagi jenama kreatif Indonesia. Program ini membuka peluang bagi para kreator lokal untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan berkontribusi signifikan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui penguatan sektor ekonomi kreatif.

ASIK 2025 dengan semangat “Scan The Spirit of Indonesian Creativity” adalah wujud nyata komitmen pemerintah untuk mentransformasi kreativitas menjadi kekuatan ekonomi yang mampu menembus pasar global, sekaligus mengangkat citra Indonesia sebagai negara dengan kekayaan budaya dan inovasi yang mendunia.