Biaya Komisi Naik dan Aturan Marketplace Terus Berganti, Apakah Menjadi Seller Masih Prospektif?
Akhir-akhir ini, sejumlah penjual di platform Tokopedia dan TikTok Shop by Tokopedia mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap sistem operasional marketplace yang dinilai semakin tidak ramah. Kenaikan biaya komisi yang signifikan dan layanan tambahan yang terus meningkat membuat margin keuntungan para seller makin menipis.
Aryo Meidianto
8/9/20251 min read


Akhir-akhir ini, sejumlah penjual di platform Tokopedia dan TikTok Shop by Tokopedia mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap sistem operasional marketplace yang dinilai semakin tidak ramah. Kenaikan biaya komisi yang signifikan dan layanan tambahan yang terus meningkat membuat margin keuntungan para seller makin menipis. Tidak hanya itu, kebijakan aturan yang terus berubah secara dinamis juga memicu kebingungan dan kesulitan bagi penjual untuk beradaptasi dengan cepat.
Kondisi ini diperparah dengan kebijakan pengembalian barang yang saat ini semakin longgar. Bahkan kebijakan ini sampai mengizinkan pembeli untuk bisa mengembalikan produk yang sudah dipakai, sehingga menimbulkan potensi kerugian besar bagi para pelaku usaha.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar, apakah berbisnis melalui marketplace masih menjadi pilihan yang prospektif di tengah tantangan-tantangan tersebut? Di satu sisi, marketplace seperti Tokopedia dan TikTok Shop by Tokopedia masih menawarkan akses pasar yang luas dan potensi penjualan yang besar. Namun, di sisi lain, keberlanjutan bisnis seller semakin dipersulit oleh biaya yang membengkak dan aturan yang tidak stabil.
Dengan kondisi ini, seller perlu lebih cermat dalam merencanakan strategi penjualan dan pengelolaan bisnis. Memahami aturan terbaru secara detail serta melakukan kalkulasi matang terhadap biaya total yang dikeluarkan menjadi kunci agar bisnis tetap menguntungkan. Disarankan pula untuk diversifikasi channel penjualan, tidak hanya mengandalkan satu marketplace saja, tetapi juga membangun brand dan menjual melalui website resmi atau media sosial untuk mengurangi ketergantungan pada perubahan aturan platform.
Selain itu, seller harus memaksimalkan pelayanan pelanggan dan mendorong pembeli agar memahami kebijakan pengembalian produk secara fair, misalnya dengan menyediakan deskripsi barang yang sangat rinci dan jujur serta foto produk yang jelas. Untuk jangka panjang, berinvestasi dalam brand awareness dan loyalitas pelanggan juga dapat mengurangi risiko kerugian akibat retur barang.
Secara keseluruhan, marketplace memang menghadapi perubahan dinamis sebagai bagian dari evolusi digital ekonomi. Seller yang mampu adaptif, inovatif, dan memiliki strategi multi-channel akan tetap memiliki peluang kuat untuk bertahan dan berkembang. Namun, penting bagi platform untuk mendengarkan suara penjual dan menciptakan ekosistem yang seimbang agar seluruh pihak bisa memperoleh manfaat yang optimal.