Bisnis Ayam Goreng Lokal: Bintang Baru di Negeri Sendiri di Tengah Perubahan Pasar Indonesia

Industri ayam goreng di Indonesia sedang mengalami transformasi menarik. Di satu sisi, bisnis ayam goreng lokal seperti Almaz Fried Chicken dan House of Jatinangor semakin mencuri perhatian dan menjadi bintang di negeri sendiri.

Aryo M. Aji

12/24/20242 min read

Industri ayam goreng di Indonesia sedang mengalami transformasi menarik. Di satu sisi, bisnis ayam goreng lokal seperti Almaz Fried Chicken dan House of Jatinangor semakin mencuri perhatian dan menjadi bintang di negeri sendiri. Di sisi lain, merek-merek global seperti KFC dan McDonald’s menghadapi tantangan serius, terutama terkait isu politik dan dukungan terhadap Israel, yang mempengaruhi citra dan penjualan mereka.

Data menunjukkan bahwa KFC Indonesia mengalami kerugian bersih sebesar Rp557,08 miliar pada kuartal ketiga tahun 2024, yang lebih dari tiga kali lipat dari kerugian yang dialami pada periode yang sama tahun sebelumnya. KFC juga terpaksa menutup 47 gerai dan mengurangi 2.274 karyawan. Sayangnya angka pasti kerugian McDonald’s Indonesia tidak dipublikasikan secara umum. Namun, laporan keuangan global menunjukkan bahwa korporasi McDonald’s mengalami penurunan penjualan global sebesar 1,5% pada kuartal ketiga 2024. Situasi ini membuka peluang besar bagi pengusaha ayam goreng lokal untuk mengukuhkan posisi mereka di pasar Indonesia.

Peluang dan Kebangkitan Ayam Goreng Lokal

Penurunan penjualan KFC dan McDonald’s membuka peluang besar bagi pengusaha ayam goreng lokal. Konsumen yang sebelumnya memilih merek internasional kini beralih ke produk lokal yang lebih terjangkau dan sesuai dengan nilai-nilai konsumen lokal. Bisnis ayam goreng lokal dapat memanfaatkan situasi ini dengan menawarkan produk yang berkualitas tinggi, harga terjangkau, dan strategi pemasaran yang efektif.

Belakangan ini, merek-merek seperti Almaz dan House of Jatinangor berhasil bangkit dan menaikkan level bisnis ayam goreng tradisional dengan pendekatan modern, baik dari segi cita rasa, kemasan, maupun strategi pemasaran. Keberhasilan merek-merek lokal ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia semakin menghargai produk dalam negeri yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki nilai kebanggaan lokal.

Peluang besar bagi pengusaha ayam goreng lokal sangat terbuka untuk memperluas pasar dan meningkatkan pangsa pasar. Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk para pengusaha ayam goreng lokal antara lain sentimen nasionalisme. Kini, konsumen Indonesia semakin bangga dengan produk lokal. Selain kedua merek ayam goreng lokal tersebut, konsumen juga dengan mudah menemui seperti Almaz, House of Jatinangor, California Fried Chicken, Olive Fried Chicken, Richeese Factory, Moon Chicken by Hangry, Rocket Chicken, d’Kriuk, Sabana Fried Chicken, D’Besto, Hisana Fried Chicken, Labbaik, OPPA Fried Chicken, dan masih banyak merek baru lainnya. Pengusaha ayam goreng lokal dapat memanfaatkan sentimen nasionalisme dengan menonjolkan identitas lokal, baik dari segi bahan baku, cita rasa, maupun kemasan.

Penurunan penjualan merek ayam goreng global, membuat pengusaha lokal memiliki kesempatan untuk membuka cabang di wilayah-wilayah yang sebelumnya didominasi oleh KFC atau McDonald’s seperti kota-kota kecil yang belum terjamah oleh merek global bisa menjadi target ekspansi. Inovasi juga sangat dibutuhkan, terutama dalam variasi menu, seperti varian rasa yang unik atau pilihan bahan yang lebih sehat, dapat menarik kembali minat konsumen. Selain itu, layanan pesan-antar dan kemitraan dengan platform pengantaran daring atau online delivery juga dapat meningkatkan aksesibilitas produk.

Terakhir, para pengusaha ayam goreng lokal perlu membangun citra merek yang kuat melalui strategi pemasaran kreatif, terutama pada sisi media sosial. Storytelling tentang asal-usul merek, komitmen terhadap kualitas, dan dukungan terhadap perekonomian lokal dapat menciptakan ikatan emosional yang lebih baik dengan konsumen.

Kesimpulan

Industri ayam goreng di Indonesia sedang mengalami pergeseran yang signifikan. Merek-merek lokal berhasil memanfaatkan momentum ini dengan menawarkan produk yang sesuai dengan selera lokal sekaligus membangun citra merek yang kuat. Di sisi lain, tantangan yang dihadapi oleh KFC dan McDonald’s akibat isu politik membuka peluang besar bagi para pengusaha ayam goreng lokal untuk memperluas dan meningkatkan pasar mereka. Ini adalah momen emas untuk para pengusaha ayam goreng lokal untuk mengukuhkan posisi mereka sebagai pemain utama di industri ini. Dengan strategi yang tepat, mereka tidak hanya dapat memenangkan hati konsumen Indonesia, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.