Bisnis Coffee Shop di Indonesia tahun 2025: Peluang, Tantangan, dan Masa Depan

Bisnis coffee shop di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kopi, yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, kini tidak hanya dinikmati sebagai minuman tradisional, tetapi juga sebagai gaya hidup modern.

Aryo M. Aji

1/1/20253 min read

Industri coffee shop di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kopi, yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, kini tidak hanya dinikmati sebagai minuman tradisional, tetapi juga sebagai gaya hidup modern. Bisnis coffee shop, baik yang berskala internasional seperti Starbucks maupun lokal, telah menjamur di berbagai kota besar hingga kecil. Artikel ini akan menyoroti kondisi pasar saat ini, posisi Starbucks sebagai gerai kopi internasional, serta peluang bisnis kopi lokal yang semakin berkembang.

Kondisi Pasar Coffee Shop di Indonesia Saat Ini

Indonesia, sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, memiliki pasar yang sangat potensial untuk bisnis coffee shop. Menurut data dari Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), konsumsi kopi di Indonesia terus meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 8%. Pada tahun 2023, konsumsi kopi di Indonesia mencapai lebih dari 300.000 ton, dan angka ini diprediksi akan terus naik seiring dengan meningkatnya minat generasi muda terhadap kopi spesial (specialty coffee).

Laporan lain dari United States Department of Agriculture (USDA), konsumsi kopi di Indonesia pada periode 2024/2025 diperkirakan akan meningkat sebesar 10.000 kantong, dari 4,45 juta kantong pada periode 2020/2021 menjadi 4,8 juta kantong pada akhir tahun 2025. Pasar kopi instan dan sangrai, baik untuk konsumsi di rumah maupun di luar rumah, diperkirakan akan terus meningkat pada 2024 hingga 2028, dengan nilai pasar mencapai 11,58 miliar dollar AS pada akhir 2025.

Pasar coffee shop di Indonesia didominasi oleh dua jenis pemain: coffee shop internasional seperti Starbucks, Coffee Bean & Tea Leaf, dan coffee shop lokal seperti Kopi Kenangan, Janji Jiwa, Kopi Kulo, Kopi Lain Hati, Point Coffee, Fore Coffee, Kopi Soe, Djournal Coffee, Tanamera Coffee, Kopi Tuku, dan seterusnya. Coffee shop lokal telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat, terutama dengan model bisnis franchise dan strategi pemasaran digital yang efektif.

Starbucks di Tahun 2024: Tantangan dan Potensi Kerugian

Starbucks, sebagai salah satu merek coffee shop internasional terbesar di dunia, telah lama menjadi pemain utama di pasar Indonesia. Namun, beberapa tahun kebelakangan, Starbucks menghadapi beberapa tantangan yang signifikan. Pada tahun 2023, Starbucks mencatat penurunan laba sebesar 5% di pasar Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Jika tren ini terus berlanjut, kerugian finansial akan semakin besar di tahun 2025. Sayangnya belum banyak data yang menunjukkan penurunan laba Starbuck di tahun berikutnya. Namun, gelombang boikot besar – besaran terhadap produk yang terafiliasi dengan dukungan terhadap Israel agaknya mempengaruhi kondisi Starbuck saat ini, apalagi di Indonesia, yang masyarakatnya memiliki solidaritas yang tinggi terhadap Palestina. Setiap isu yang dianggap mendukung Israel, termasuk produk-produk global seperti Starbucks, sering kali menjadi sasaran boikot.

Sementara, jaringan coffee shop lokal seperti Kopi Kenangan, Janji Jiwa, dan lainnya telah berhasil mencuri perhatian konsumen dengan harga yang lebih terjangkau dan menu yang disesuaikan dengan selera lokal. Menurut laporan dari Nielsen, 65% konsumen Indonesia lebih memilih coffee shop lokal karena harga yang kompetitif dan rasa yang lebih familiar. Selain itu, generasi muda Indonesia, terutama Gen Z dan millennial, kini cenderung lebih tertarik pada pengalaman baru dan produk yang lebih autentik. Hal ini membuat coffee shop lokal terutama yang menawarkan kopi spesialti dan konsep unik lebih diminati dibandingkan Starbucks yang dianggap lebih “mainstream”.

Potensi Pasar Coffee Shop di Indonesia

Bisnis coffee shop lokal di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Tren konsumsi kopi yang semakin meningkat dan budaya kopi yang mengakar di negara ini menciptakan peluang besar bagi bisnis coffee shop lokal. Menurut laporan dari International Coffee Organization (ICO), pasar kopi spesialti di Indonesia diprediksi tumbuh sebesar 12% per tahun hingga 2025. Hal ini menunjukkan potensi besar bagi coffee shop lokal yang fokus pada kualitas dan keunikan produk.

Data juga mencatat, pada tahun 2023, jumlah outlet coffee shop di Indonesia sudah mencapai lebih dari 20.000 outlet, peningkatan yang sangat signifikan dari coffee shop lokal. Kopi Kenangan, misalnya, menargetkan pertumbuhan 1.500 outlet di akhir 2024. Para pemain lokal juga harus beradaptasi untuk dapat mengambil pasar selain kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, pasar coffee shop di kota-kota kecil juga mulai berkembang. Hal ini membuka peluang baru bagi bisnis kopi lokal untuk berekspansi.

Kesimpulan

Bisnis coffee shop di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, didorong oleh meningkatnya konsumsi kopi dan perubahan gaya hidup masyarakat. Starbucks, meskipun masih menjadi pemain utama, menghadapi tantangan serius dari coffee shop lokal yang lebih fleksibel dan sesuai dengan selera konsumen Indonesia. Di sisi lain, coffee shop lokal memiliki peluang besar untuk terus berkembang, terutama dengan strategi harga terjangkau, menu lokal, dan ekspansi yang cepat.

Untuk bertahan di pasar yang semakin kompetitif, Starbucks perlu berinovasi dan beradaptasi dengan preferensi konsumen lokal. Sementara itu, coffee shop lokal harus terus meningkatkan kualitas produk dan layanan agar dapat mempertahankan momentum pertumbuhan mereka. Dengan potensi pasar yang masih sangat besar, industri coffee shop di Indonesia diprediksi akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

, , , , , , , , , , , , , , ,