Bisnis Makanan Halal Indonesia: Dari Pasar Lokal ke Panggung Dunia, Bisakah Mengalahkan Thailand?

Bisnis makanan halal kini menjadi salah satu sektor yang paling menjanjikan di dunia, seiring dengan pertumbuhan populasi Muslim global dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya produk yang sesuai dengan prinsip syariah. Pasar makanan halal diperkirakan akan mencapai nilai sekitar 1,3 triliun dolar AS pada tahun 2025, sebuah angka yang mencerminkan potensi luar biasa bagi pelaku usaha di sektor ini.

5/22/20252 min read

Bisnis makanan halal kini menjadi salah satu sektor yang paling menjanjikan di dunia, seiring dengan pertumbuhan populasi Muslim global dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya produk yang sesuai dengan prinsip syariah. Pasar makanan halal diperkirakan akan mencapai nilai sekitar 1,3 triliun dolar AS pada tahun 2025, sebuah angka yang mencerminkan potensi luar biasa bagi pelaku usaha di sektor ini. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya memiliki posisi strategis untuk menjadi pemain utama dalam industri makanan halal global. Namun kenyataannya, Indonesia masih belum sepenuhnya memanfaatkan peluang ini secara optimal, terutama dalam hal ekspor dan penguasaan pasar internasional.

Menariknya, Thailand justru menjadi salah satu negara yang sangat dominan dalam bisnis makanan halal, termasuk sebagai pemasok utama ke pasar-pasar penting seperti Mekkah dan Madinah. Ironisnya, Thailand bukan negara muslim. Jumlah muslim di Thailand pada tahun 2024 diperkirakan hanya sekitar 7,5 juta jiwa, atau sekitar 12% dari total populasi penduduk. Negara Thailand memiliki penganut agama Buddha terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Negeri Gajah Putih ini memiliki sekitar 66,1 juta penganut Buddha atau 92.60% dari total populasi penduduknya.

Keberhasilan Thailand dalam merajai pasar makanan halal global ini tidak hanya didukung oleh kualitas produk dan efisiensi produksi, tetapi juga oleh sistem sertifikasi halal yang kuat dan pengelolaan standar internasional yang ketat. Thailand mampu mengintegrasikan aspek kualitas, keamanan pangan, dan kepatuhan terhadap kaidah halal secara konsisten, sehingga produk mereka mudah diterima di berbagai negara dengan regulasi halal yang ketat.

Sebaliknya, Indonesia meskipun memiliki potensi sumber daya alam dan basis konsumen yang besar, masih menghadapi sejumlah tantangan dalam bisnis makanan halal. Salah satu kendala utama adalah belum optimalnya sistem sertifikasi halal yang harus memenuhi standar internasional agar produk Indonesia dapat diterima secara luas di pasar global. Sertifikasi halal yang kredibel dan transparan - tidak hanya berdasar label halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Majelis ulama Indonesia (MUI) semata - menjadi kunci utama untuk membangun kepercayaan konsumen dan mitra dagang internasional. Selain itu, pengembangan standar mutu, keamanan pangan, serta penerapan teknologi modern sangat diperlukan. Hal ini akan memperkuat posisi produk halal Indonesia di pasar global yang semakin kompetitif.

Untuk menembus pasar halal dunia, Indonesia perlu mengembangkan ekosistem industri halal yang terintegrasi, mulai dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah hingga perusahaan besar. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan lembaga sertifikasi halal harus diperkuat agar regulasi dan standar yang diterapkan tidak hanya memenuhi kaidah syariah, tetapi juga sesuai dengan persyaratan internasional. Peningkatan kapasitas produksi, inovasi produk, serta pemasaran yang efektif juga menjadi bagian penting dari strategi bisnis makanan halal Indonesia.

Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia memiliki peluang besar untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik yang sangat besar, tetapi juga menjadi eksportir utama produk makanan halal ke berbagai negara, termasuk pasar strategis seperti Timur Tengah, Eropa, dan Asia. Jika mampu mengatasi tantangan ini, Indonesia berpotensi menjadi pusat industri makanan halal dunia, menggeser dominasi negara lain seperti Thailand dan memperkuat ekonomi syariah nasional secara signifikan.

Ilustrasi dibuat dengan menggunakan aplikasi AI Freepik - prompt by Bizsense Indonesia