Cara Pintar Mengelola Keuangan: Fokus Beli Mesin Uang, Bukan Hutang Konsumtif
Kebiasaan dalam mengelola keuangan menjadi pembeda utama antara orang kaya dan sebagian besar masyarakat pada umumnya. Orang kaya dikenal karena kebiasaan membeli aset, semisal berbagai instrumen dan properti yang menghasilkan pendapatan, sehingga uang bekerja untuk mereka.
Aryo Meidianto
8/3/20251 min read


Kebiasaan dalam mengelola keuangan menjadi pembeda utama antara orang kaya dan sebagian besar masyarakat pada umumnya. Orang kaya dikenal karena kebiasaan membeli aset, semisal berbagai instrumen dan properti yang menghasilkan pendapatan, sehingga uang bekerja untuk mereka. Sebaliknya, banyak orang justru menghabiskan uang mereka untuk liabilitas yang tampaknya seperti aset, tetapi sebenarnya hanya menguras kantong tanpa memberikan pendapatan balik.
Aset adalah segala sesuatu yang memberi aliran uang masuk, seperti properti sewaan, saham yang memberikan dividen, bisnis yang menghasilkan keuntungan, atau instrumen investasi lainnya. Dengan membeli aset terlebih dahulu, orang kaya menciptakan “mesin uang” yang bisa melanjutkan penghasilan tanpa harus terus bekerja aktif. Pendapatan dari aset inilah yang digunakan untuk menambah kekayaan dan membeli barang-barang lain yang kadang bersifat liabilitas, seperti mobil mewah atau barang konsumsi yang tidak menghasilkan uang.
Di sisi lain, kebanyakan orang membeli barang-barang konsumtif menggunakan uang pinjaman atau hutang, dan pembayaran cicilan tersebut diambil dari gaji yang mereka peroleh dari pekerjaan. Hal ini membuat mereka terjebak dalam siklus pengeluaran tanpa ada aliran pemasukan tambahan. Mereka fokus pada gaya hidup tampak kaya, tetapi sebenarnya keuangannya rentan karena sebagian besar pengeluaran bersifat liabilitas.
Meniru kebiasaan orang kaya sebenarnya bukan hal yang sulit, namun butuh perubahan mindset dan disiplin finansial. Langkah awal adalah memahami perbedaan aset dan liabilitas secara benar, kemudian mulai menyisihkan penghasilan untuk membeli aset yang bisa memberikan pendapatan pasif. Dengan cara ini, uang tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga untuk menciptakan sumber penghasilan baru yang berkelanjutan.
Selanjutnya, penting pula membangun perencanaan keuangan yang matang agar menggunakan hutang secara cerdas untuk investasi dan bisnis, bukan untuk konsumsi. Dengan begitu, kekayaan terus tumbuh dan mampu memberikan kebebasan finansial di masa depan.