Deretan Merek Eropa Legendaris yang Kini Dikuasai China: Dari Mobil Ikonik hingga Raksasa Elektronik
Dinamika kepemilikan merek-merek Eropa telah berubah drastis dalam satu dekade terakhir, seiring masuknya investasi besar-besaran dari perusahaan China. Nama-nama yang dulu menjadi kebanggaan Eropa kini beroperasi di bawah kendali korporasi Tiongkok, meski tetap mempertahankan identitas dan warisan Eropa di mata konsumen global.
Aryo Meidianto
5/16/20252 min read


Dinamika kepemilikan merek-merek Eropa telah berubah drastis dalam satu dekade terakhir, seiring masuknya investasi besar-besaran dari perusahaan China. Nama-nama yang dulu menjadi kebanggaan Eropa kini beroperasi di bawah kendali korporasi Tiongkok, meski tetap mempertahankan identitas dan warisan Eropa di mata konsumen global.
MG Motor, merek otomotif asal Inggris yang pernah menjadi simbol keanggunan dan inovasi, kini sepenuhnya berada di bawah naungan SAIC Motor, perusahaan otomotif milik negara China. Setelah melalui berbagai fase kepemilikan, MG akhirnya diakuisisi pada 2005 dan kini seluruh proses desain hingga produksi dilakukan di China, meski pemasaran globalnya masih mengandalkan citra Inggris yang kuat.
Volvo, pabrikan mobil asal Swedia yang dikenal dengan reputasi keamanan dan inovasi teknologinya, telah menjadi milik Geely Holding sejak 2010. Di bawah kepemilikan Geely, Volvo justru mengalami kebangkitan, memperluas pasar global serta mempercepat transisi ke kendaraan listrik. Geely juga memperluas pengaruhnya melalui kepemilikan pada merek Polestar dan kemitraan dengan Mercedes-Benz untuk produksi Smart.
Lotus Cars, produsen mobil sport legendaris asal Inggris, juga tak luput dari akuisisi Geely. Sejak 2017, Lotus mendapatkan suntikan modal besar untuk pengembangan teknologi dan ekspansi pasar, sambil tetap mempertahankan pusat desain dan produksi di Inggris. Di bawah kepemilikan baru, Lotus kini bertransformasi menjadi pemain penting di segmen mobil listrik premium.
Pirelli, produsen ban asal Italia yang menjadi pemasok resmi Formula 1, kini mayoritas sahamnya dikuasai oleh ChemChina. Akuisisi pada 2015 ini menandai langkah besar China dalam menguasai teknologi dan jaringan distribusi global di industri otomotif, tanpa mengubah identitas Italia yang melekat pada Pirelli.
Tak hanya di sektor otomotif, perusahaan China juga merambah industri elektronik dan hiburan. Divisi peralatan rumah tangga Philips, raksasa elektronik asal Belanda, kini dimiliki oleh Hillhouse Capital dari Hong Kong setelah akuisisi senilai $4,4 miliar pada 2021. Sementara itu, Tencent, perusahaan teknologi terbesar China, telah mengakuisisi Sumo Digital, pengembang game asal Inggris, memperluas pengaruhnya di industri kreatif Eropa.
Fenomena ini menunjukkan bahwa merek-merek Eropa yang dulunya menjadi simbol inovasi dan kualitas kini telah menjadi bagian dari strategi ekspansi global perusahaan-perusahaan China. Meski identitas dan operasional lokal tetap dipertahankan, arah bisnis dan kepemilikan sepenuhnya telah berpindah tangan ke Asia, menandai babak baru dalam sejarah industri Eropa.
Ilustrasi dibuat dengan menggunakan aplikasi AI Freepik - prompt by Bizsense Indonesia