Dibalik Rebranding Ace Hardware Indonesia ke AZKO: Hadapi Tantangan dan Peluang Baru di Bisnis
Ace Hardware di Indonesia telah mengumumkan rebranding1 menjadi AZKO setelah 15 tahun operasi yang sukses di pembuka tahun 2025. Keputusan strategis ini muncul akibat adanya masalah perizinan dan meningkatnya persaingan dari datangnya berbagai barang impor dengan harga yang lebih murah.
Aryo M. Aji
1/23/20253 min read


Ace Hardware di Indonesia telah mengumumkan rebranding1 menjadi AZKO setelah 15 tahun operasi yang sukses di pembuka tahun 2025. Keputusan strategis ini muncul akibat adanya masalah perizinan dan meningkatnya persaingan dari datangnya berbagai barang impor dengan harga yang lebih murah. Langkah yang ditempuh ini sesungguhnya bertujuan untuk menghilangkan biaya royalti tinggi yang ditetapkan ACE Hardware group dan membuka celah bisnis baru dengan penawaran berbagai produk lokal yang lebih terjangkau masyarakat.
Rebranding
Rebranding dari ACE Hardware ke AZKO bukan hanya perubahan kosmetik saja, hal ini mewakili sebuah keputusan bisnis yang cukup besar yang didorong oleh persyaratan kontrak yang kompleks. Menurut perjanjian, lisensi penggunaan merek ACE Hardware harus diperbarui setiap 15 tahun. Penggunaan royalti merek ACE Hardware telah digunakan oleh PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) sejak tahun 1995 dan terus diperbarui. Sampai pada Desember 2024. Nama AZKO sendiri dipilih untuk melambangkan komitmen untuk menyediakan solusi menyeluruh dan produk inovatif guna meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia. “A to Z” dibuat untuk Mewakili rangkaian produk dan layanan yang lengkap dari A sampai Z, untuk memenuhi semua kebutuhan pelanggan dan “KO” berarti koleksi produk, layanan komprehensif hingga ide-ide kolaboratif.
Salah satu tantangan terbesar bagi AZKO adalah mendapatkan kepercayaan konsumen dan mempertahankan loyalitas merek. Beralih dari merek yang sudah dikenal ke identitas baru selalu berisiko. Akankah konsumen menerima AZKO seperti mereka menerima ACE Hardware?
Alasan Rebranding Sebagai Bentuk Adaptasi Permintaan Pasar
Rebranding dari ACE Hardware ke AZKO sangat penting bagi kinerja perusahaan, terutama untuk tujuan adaptasi dengan permintaan pasar Indonesia. Dengan melepaskan kewajiban lisensi dari ACE Hardware, AZKO dapat lebih efektif menyelaraskan dengan preferensi konsumennya di Indonesia. Namun, pendapatan signifikan ACE Hardware, yang mencapai ratusan miliar, menimbulkan pertanyaan tentang ketidakseragaman antara keuntungan dan biaya lisensi. Tercatat, pada kuartal III-2024, laba bersih ACES mencapai Rp 208 miliar, naik 14% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 161 miliar. Sementara itu, beberapa sumber menyatakan bahwa di tahun 2023, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk mencatatkan biaya Royalti penggunaan brand ACE Hardware sebesar Rp40,2 miliar. Dari informasi ini saja, ACES terlihat memiliki performa yang baik, hanya saja biaya royalti tetap menjadi beban substansial yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Alasan lain, masuknya produk-produk asal Tiongkok yang lebih murah telah meningkatkan tensi persaingan di sisi ritel, dan juga membuat berbagai merek lokal turut berjuang mempertahankan pangsa pasar karena faktor sensitivitas harga di kalangan konsumen. Rebranding ACE Hardware menjadi AZKO sendiri ditujukan untuk mengatasi tantangan pasar ini dan membangun kembali kepercayaan konsumen Indonesia. Dengan merek baru AZKO memungkinkan perusahaan untuk memberikan variasi produk dan harga yang lebih terjangkau karena terlepas dari aturan dari ACE Hardware yang sebelumnya mewajibkan 50% produk yang dijual diimpor langsung pusatnya.
Dampak Kapitalisme pada Bisnis Lokal
Hengkangnya merek internasional seperti ACE Hardware menandakan tantangan potensial bagi para pengusaha lokal. Mempertahankan kepercayaan di pasar sangatlah penting dalam bisnis, terutama untuk menarik investasi dari asing. Kepercayaan ini tidak hanya memainkan peran dalam menjaga stabilitas ekonomi, tetapi juga menjadi faktor penentu bagi pertumbuhan dan pengembangan bisnis. Ketika merek-merek internasional mulai meninggalkan Indonesia, efek domino yang dihasilkan bisa sangat signifikan, seperti menciptakan kekosongan yang harus diisi oleh merek-merek lokal. Namun, dalam menghadapi situasi ini, para pengusaha lokal juga harus bersiap untuk tantangan dari produk-produk tiruan yang mungkin muncul sebagai akibat dari persaingan yang semakin ketat.
Pertanyaan tentang apakah perusahaan lokal harus mempertahankan lisensi dengan merek internasional atau beroperasi secara independen menjadi sangat penting dalam konteks ini. Mempertahankan lisensi dapat memberikan keuntungan berupa pengakuan merek yang sudah mapan dan akses ke teknologi serta pengetahuan yang lebih maju. Namun, operasional independen menawarkan kebebasan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan, inovasi produk, dan adaptasi terhadap kondisi pasar lokal. Keputusan ini harus dibuat dengan mempertimbangkan jangka panjang serta bagaimana langkah tersebut dapat mendukung pemberdayaan dan keberlanjutan produk lokal dalam menghadapi persaingan global dan membangun kepercayaan konsumen.
Sebagai kesimpulan, rebranding ACE Hardware menjadi AZKO di Indonesia menghadirkan tantangan sekaligus peluang baru dalam bisnis. Mengatasi kompleksitas ini akan menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan merek yang baru dibangun dan mempertahankan kepercayaan konsumen di pasar yang kompetitif.
1 Rebranding merupakan strategi pemasaran untuk mengubah citra brand dengan cara membuat nama baru, slogan, simbol, dan desain yang diciptakan untuk sebuah merek kembali ke tujuan semula agar lebih sukses.