Jangan Takut Utang! Ini Perbedaan Utang Baik dan Utang Buruk untuk Bisnis

Utang atau hutang sering kali dianggap sebagai momok yang menakutkan. Namun, sebenarnya tidak semua utang itu buruk. Ada istilah yang dikenal sebagai good debt atau utang baik, yang justru bisa menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan usaha secara sehat dan berkelanjutan.

Aryo Meidianto

10/7/20252 min read

Utang 1 atau hutang sering kali dianggap sebagai momok yang menakutkan. Namun, sebenarnya tidak semua utang itu buruk. Ada istilah yang dikenal sebagai good debt atau utang baik, yang justru bisa menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan usaha secara sehat dan berkelanjutan. Good debt adalah utang yang digunakan untuk investasi atau pengembangan bisnis, misalnya pinjaman modal kerja untuk menambah stok barang, atau kredit pembelian mesin produksi yang meningkatkan kapasitas dan efisiensi. Dengan pengelolaan yang tepat, utang jenis ini dapat menghasilkan keuntungan karena mampu menambah pendapatan, memperbesar kapasitas produksi, serta meningkatkan nilai aset perusahaan secara signifikan.

Misalnya, ketika sebuah perusahaan meminjam dana untuk membeli mesin baru yang mempercepat proses produksi, hal ini tidak hanya meningkatkan output tapi juga efektivitas biaya produksi. Akibatnya, keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk membayar utang tersebut tanpa memberatkan arus kas. Oleh karena itu, good debt bersifat produktif dan strategis untuk menumbuhkan bisnis menjadi lebih besar dan kompetitif di pasar.

Sebaliknya, ada juga bad debt atau utang buruk yang justru bisa menjadi jebakan bagi kelangsungan bisnis. Bad debt biasanya muncul ketika utang dipakai untuk kebutuhan konsumtif atau pengeluaran yang tidak menghasilkan nilai tambah, seperti menggunakan kartu kredit untuk membiayai gaya hidup atau membeli barang-barang mewah yang tidak berhubungan dengan operasional bisnis. Utang semacam ini cenderung membebani arus kas karena harus terus membayar cicilan dan bunga, tanpa ada pengembalian investasi yang nyata.

Bad debt meningkatkan beban finansial dan risiko kerugian, sehingga jika tidak dikendalikan dengan baik, utang ini bisa menghambat pertumbuhan bisnis, menurunkan kesehatan keuangan perusahaan, bahkan sampai menyebabkan kebangkrutan. Misalnya, sebuah bisnis yang terlalu banyak utang konsumtif seringkali mengalami kesulitan membayar utang pokok dan bunganya, sehingga dana yang seharusnya dipakai untuk pengembangan usaha justru habis untuk membayar kewajiban tersebut.

Aspek-aspek Penting tentang Utang:

  • Perjanjian Utang: Utang merupakan suatu bentuk perjanjian yang mengikat antara debitur dan kreditur, yang harus memuat kesepakatan jumlah, jangka waktu, dan cara pembayaran.

  • Bunga dan Biaya: Pemberi pinjaman sering menetapkan biaya tambahan (bunga) atas pinjaman yang diberikan, yang harus dilunasi bersama jumlah pokok utang oleh debitur.

  • Jenis-jenis Utang: Utang bisa berupa pinjaman pribadi, pinjaman bank, surat utang (bonds), atau kredit kendaraan.

  • Peran Utang dalam Keuangan: Utang dapat berfungsi sebagai solusi sementara untuk memenuhi kebutuhan mendesak atau modal usaha, tetapi tanpa manajemen keuangan yang baik, dapat menjadi beban finansial yang berat.

  • Konsekuensi Hutang: Jika tidak dikelola dengan baik, hutang dapat mengakibatkan masalah keuangan dan beban emosional.

  • Dasar Hukum: Dalam hukum perdata Indonesia, wanprestasi (ingkar janji) dalam membayar utang dapat terjadi apabila pengutang atau debitur secara sengaja tidak membayar utang sama sekali, tidak membayar tepat waktu, atau melanggar ketentuan perjanjian lainnya.


1 Utang atau hutang adalah kewajiban finansial seseorang atau badan usaha kepada pihak lain yang harus dibayar dalam jangka waktu tertentu, baik berupa uang maupun barang.