Kolaborasi Rahasia: KFC Indonesia Kini Punya ‘Rasa’ Indomie

Pada tahun 2025, PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), perusahaan yang berada di bawah naungan konglomerat Anthoni Salim, melakukan suntikan modal sebesar Rp40 miliar kepada PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola jaringan KFC di Indonesia.

Aryo Meidianto

6/13/20252 min read

Pada tahun 2025, PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), perusahaan yang berada di bawah naungan konglomerat Anthoni Salim, melakukan suntikan modal sebesar Rp40 miliar kepada PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola jaringan KFC di Indonesia. Suntikan modal ini dilakukan melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) pada akhir Mei 2025, yang sekaligus meningkatkan kepemilikan DNET di FAST dari 35,84 persen menjadi 37,51 persen. Langkah ini menjadi salah satu strategi penting untuk menjaga kelangsungan dan penguatan bisnis KFC Indonesia di tengah tantangan yang cukup berat selama beberapa tahun terakhir.

KFC Indonesia memang menghadapi tekanan yang signifikan akibat dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, diikuti dengan kenaikan biaya bahan baku akibat disrupsi rantai pasok global dan krisis geopolitik. Hal ini menyebabkan perusahaan mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp5,56 miliar pada semester pertama 2023, meskipun pendapatan mengalami pertumbuhan. Beban pokok penjualan dan biaya penjualan serta administrasi yang meningkat menjadi faktor utama yang menekan profitabilitas perusahaan. Namun, manajemen tetap optimis dengan prospek jangka panjang KFC Indonesia dan berencana membuka puluhan gerai baru untuk memperkuat jaringan dan meningkatkan penjualan.

Suntikan modal dari Anthoni Salim melalui DNET bukan hanya sekadar suntikan dana, tetapi juga bagian dari strategi sinergi bisnis yang menggabungkan kekuatan grup Salim, terutama Indofood yang dikenal dengan produk ikoniknya, Indomie. Kekuatan distribusi dan pemasaran Indofood yang luas di seluruh Indonesia menjadi nilai tambah yang sangat strategis bagi KFC dalam memperkuat penetrasi pasar dan efisiensi operasional. Sinergi ini memungkinkan KFC untuk memanfaatkan jaringan distribusi Indofood dan sumber daya yang dimiliki grup Salim, sehingga dapat menekan biaya dan meningkatkan daya saing di pasar makanan cepat saji yang sangat kompetitif.

Analisa mengapa suntikan modal ini bisa terjadi dan menjadi langkah penting adalah karena Grup Salim melihat potensi jangka panjang bisnis makanan cepat saji di Indonesia yang masih sangat besar. Meskipun menghadapi tantangan, pasar makanan siap saji terus tumbuh seiring dengan perubahan gaya hidup konsumen yang semakin mengutamakan kemudahan dan kecepatan dalam mengakses makanan. Dengan dukungan modal dan sinergi yang kuat, KFC Indonesia dapat melakukan ekspansi gerai, memperbaiki efisiensi operasional, dan berinovasi dalam produk serta layanan untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Selain itu, suntikan modal ini juga mencerminkan komitmen Anthoni Salim dalam mempertahankan dan memperkuat portofolio bisnisnya yang beragam, termasuk di sektor ritel dan makanan. Dengan mengoptimalkan jaringan dan sumber daya yang ada, Grup Salim mampu menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik secara lebih efektif, sekaligus menjaga posisi KFC sebagai salah satu pemain utama di industri makanan cepat saji Indonesia.

Ilustrasi dibuat dengan menggunakan AI