Memahami Dunia Merek: Ketika Nama Sama, Namun Pemilik Berbeda

Di dunia bisnis global, kita sering menjumpai fenomena menarik di mana sebuah nama merek ternama digunakan oleh dua perusahaan yang sama sekali tidak berkaitan. Hal ini bukanlah sebuah kesalahan atau plagiarisme, melainkan hasil dari sejarah bisnis, ruang lingkup operasi, dan kesepakatan hukum yang unik.

Aryo Meidianto

12/23/20251 min read

Di dunia bisnis global, kita sering menjumpai fenomena menarik di mana sebuah nama merek ternama digunakan oleh dua perusahaan yang sama sekali tidak berkaitan. Hal ini bukanlah sebuah kesalahan atau plagiarisme, melainkan hasil dari sejarah bisnis, ruang lingkup operasi, dan kesepakatan hukum yang unik. Memahami dinamika ini penting untuk melihat kompleksitas dalam lanskap merek dan kekayaan intelektual.

Salah satu contoh klasik adalah nama "Nissin". Konsumen di Indonesia mengenal Nissin melalui produk biskuit dari PT Nissin Biscuit Indonesia. Namun, di pasar global, Nissin lebih identik dengan Nissin Foods Holdings Co. Ltd asal Jepang, sang pencipta mie instan Cup Noodles. Kedua entitas ini merupakan perusahaan yang terpisah dan independen, masing-masing beroperasi di segmen produk makanan yang berbeda, dengan sejarah pendirian dan kepemilikan yang tidak sama.

Contoh lain yang kerap menimbulkan kebingungan adalah merek "Vivo". Di genggaman banyak orang, Vivo adalah smartphone populer dari BBK Electronics asal Tiongkok. Namun, ada juga Vivo Asia Pte. Ltd yang berbasis di Singapura yang bergerak dalam bidang energi. Ini menunjukkan bagaimana sebuah nama yang sederhana dapat berkembang di bawah payung bisnis yang lebih luas dan kompleks.

Mungkin contoh paling terkenal adalah perseteruan merek "Apple". Apple Corps Ltd adalah perusahaan asal Inggris yang didirikan oleh The Beatles untuk mengelola bisnis musik mereka. Sementara itu, Apple Inc. adalah raksasa teknologi asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Steve Jobs. Kedua perusahaan ini pernah berkonflik panjang di pengadilan mengenai penggunaan nama tersebut, sebelum akhirnya mencapai kesepakatan yang mengatur bidang operasi masing masing, dengan Apple Inc. di bidang elektronik dan komputer serta Apple Corps di bidang musik.

Fenomena merek dengan nama serupa ini mengajarkan bahwa dalam bisnis, nama bukanlah segalanya. Latar belakang sejarah, wilayah hukum, dan klasifikasi produk menjadi faktor penentu yang krusial. Bagi konsumen, memahami hal ini dapat menghindarkan kesalahpahaman. Bagi pelaku bisnis, ini adalah pelajaran berharga tentang pentingnya penelitian mendalam sebelum meluncurkan sebuah merek, serta strategi dalam membangun identitas yang unik dan terlindungi secara hukum di pasar yang dituju.