Mengapa Luxury Brand Seperti Louis Vuitton Mau Masuk TikTok?
Fenomena brand luxury seperti Louis Vuitton (LV) yang aktif di TikTok memang cukup menarik perhatian. Sekilas, platform TikTok memang lebih didominasi oleh Gen Z, sebuah pasar yang agaknya kurang “cocok” untuk brand luxury. Jadi, kenapa LV mau repot-repot datang ke "ranah" ini?
Aryo Meidianto
9/3/20251 min read


Fenomena brand luxury seperti Louis Vuitton (LV) yang aktif di TikTok memang cukup menarik perhatian. Sekilas, platform TikTok memang lebih didominasi oleh Gen Z, sebuah pasar yang agaknya kurang “cocok” untuk brand berkelas alias luxury. Jadi, kenapa LV mau repot-repot datang ke "ranah" ini?
Jawabannya sederhana tapi jitu: investasi masa depan. Menurut riset dari Bain & Business Insider, Gen Z diperkirakan bakal menyumbang sekitar 35% dari konsumen luxury pada tahun 2030. Artinya, mereka adalah pasar aspirasi sekaligus sumber loyalitas luxury brand di masa mendatang.
Louis Vuitton memang makin gencar di TikTok dengan strategi konten yang kreatif, seperti video behind-the-scenes, sneak peek koleksi, hingga kolaborasi dengan influencer dan user-generated content. Hal ini membangun komunitas dan meningkatkan loyalitas sejak dini,meskipun sekarang Gen Z baru sedikit yang membeli produk luxury, mereka diajak untuk mengenal dan mengidolakan brand sejak dini.
LV sekarang memiliki lebih dari 14 juta pengikut di TikTok dengan video yang bisa mencapai puluhan juta views. Mereka mengintegrasikan konten organik dengan iklan berbayar secara seimbang untuk memperluas jangkauan sekaligus menjaga citra eksklusif. Tidak hanya LV, Swarovski pun membawa kristal dan permata mewah ikonisnya ke TikTok, menyasar Milenial dan Gen Z yang tech-savvy sebagai bagian dari strategi “luxury at a scale”. Sejak unggahan pertamanya di TikTok pada Juni 2022, akun Swarovski telah memperoleh 5,9 juta likes dari sekitar 578.800 pengikut.
Luxury brand perlu memanfaatkan segmen pasar aspirational audience ini agar eksistensinya terus terjaga. TikTok menjadi jembatan penting untuk mengenalkan nilai, gaya hidup, dan craftsmanship produk luxury ke generasi muda yang menjadi calon pelanggan masa depan. Selain itu, TikTok dengan format video pendeknya mampu menyajikan cerita yang engaging dan mendalam, membuat brand sekelas LV atau Swarovski tetap relevan dan diminati generasi milenial dan Gen Z.
Jadi, masuk ke ranah TikTok bukan soal mengejar tren atau memaksa luxury brand ke ranah pasar Gen Z yang belum dominan, tapi lebih ke langkah strategis membangun hubungan jangka panjang, menggagas aspirasi, menanamkan loyalitas, dan menjamin masa depan brand tetap cerah.
Ilustrasi tas menyerupai LV, dibuat dengan menggunakan AI