Merek Motor China di Indonesia: Dari Gagal Bersinar Hingga Bangkit dengan Motor Listrik di Era Baru
Beberapa merek motor asal Tiongkok pernah mencoba menancapkan eksistensinya di pasar Indonesia, namun tidak semuanya mampu bertahan lama dan akhirnya harus berpamitan. Pada awal 2000-an, merek-merek seperti Jialing, Zhongshen, Sanex, dan Tossa hadir dengan menawarkan motor-motor yang dijual dengan harga lebih terjangkau dibandingkan merek Jepang yang mendominasi pasar.
Aryo Meidianto
6/11/20252 min read


Beberapa merek motor asal Tiongkok pernah mencoba menancapkan eksistensinya di pasar Indonesia, namun tidak semuanya mampu bertahan lama dan akhirnya harus berpamitan. Pada awal 2000-an, merek-merek seperti Jialing, Zhongshen, Sanex, dan Tossa hadir dengan menawarkan motor-motor yang dijual dengan harga lebih terjangkau dibandingkan merek Jepang yang mendominasi pasar. Namun, kualitas produk yang belum optimal, kurangnya layanan purna jual yang memadai, serta persepsi negatif konsumen terhadap merek China membuat merek-merek ini sulit bersaing. Selain itu, merek lokal seperti Kanzen yang sempat berjaya pun akhirnya gulung tikar karena kalah bersaing dengan merek-merek China yang masuk secara masif pada saat itu, meskipun Kanzen sebenarnya merupakan produk asli Indonesia.
Kendala utama yang dialami merek motor China tersebut adalah kualitas produk yang belum memenuhi standar pasar Indonesia, kurangnya jaringan distribusi dan servis yang kuat, serta tantangan dalam membangun kepercayaan konsumen yang selama ini lebih loyal pada merek Jepang. Persaingan yang ketat dan dominasi merek Jepang membuat merek motor China sulit untuk mempertahankan pangsa pasar mereka.
Namun, tren kendaraan listrik membuka peluang baru bagi merek motor China untuk kembali ke pasar Indonesia dengan strategi yang berbeda. Salah satu contoh nyata adalah QJMotor, perusahaan motor asal China yang resmi memasuki Indonesia pada 2024 dan langsung membangun pabrik di Cikarang, Jawa Barat, sebagai pusat produksi untuk pasar Asia Tenggara. QJMotor menawarkan berbagai model motor listrik dan mesin konvensional dengan teknologi yang lebih maju dan harga yang kompetitif. Pendekatan ini didukung dengan pengembangan jaringan dealer dan layanan purna jual yang lebih baik, serta dukungan pemerintah Indonesia terhadap kendaraan listrik melalui insentif dan regulasi yang mendukung.
Selain QJMotor, masih ada beberapa brand motor China yang juga menyasar konsumen Indonesia. Brand China yang mulai memasarkan produknya antara lain Niu, Yadea, Sunra, Layuan, U-Win Fly, dan Davigo. Namun tidak semua brand dari Tiongkok siap dengan infrastruktur, mulai dari membangun pabrik, jaringan dealer dan servis, serta layanan purna jual. Kebanyakan merek motor yang ada berlomba-lomba memanfaatkan momentum insentif berupa subsidi pembelian motor listrik dari pemerintah.
Kehadiran kembali merek motor China dengan fokus pada motor listrik menunjukkan adaptasi mereka terhadap perubahan tren dan kebutuhan pasar. Dengan kualitas yang semakin membaik, teknologi yang lebih modern, serta komitmen untuk membangun ekosistem kendaraan listrik, merek motor China kini memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan berkembang di Indonesia, berbeda dengan masa lalu yang penuh tantangan.
Ilustrasi sepeda motor listrik dibuat dengan menggunakan aplikasi AI - prompt by Bizsense Indonesia