Pajak 10% untuk Lapangan Padel di Jakarta: Tantangan Bisnis di Tengah Regulasi Baru

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menetapkan olahraga padel sebagai objek pajak hiburan dengan tarif 10 persen melalui Keputusan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Nomor 257 Tahun 2025.

Aryo Meidianto

7/11/20252 min read

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menetapkan olahraga padel sebagai objek pajak hiburan dengan tarif 10 persen melalui Keputusan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Nomor 257 Tahun 2025. Kebijakan ini menandai perubahan signifikan dalam pengelolaan bisnis lapangan padel 1 yang selama ini berkembang pesat di ibu kota. Dengan memasukkan lapangan padel ke dalam kategori Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) untuk jasa hiburan dan kesenian, seluruh pengelola fasilitas padel kini wajib membayar pajak serta melaporkan pendapatannya sesuai ketentuan pajak daerah. Kebijakan ini tentu membawa dampak besar bagi pelaku usaha padel yang selama ini menikmati pertumbuhan pesat, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang menjadikan olahraga ini sebagai gaya hidup baru.

Penetapan pajak 10 persen atas penyewaan lapangan padel bukan sekadar soal pungutan fiskal, melainkan juga refleksi dari upaya pemerintah dalam menyesuaikan regulasi dengan perkembangan tren hiburan dan olahraga yang semakin komersial. Padel, yang kini menjadi salah satu olahraga favorit di Jakarta, telah berubah dari aktivitas rekreasi menjadi bisnis yang menjanjikan dengan banyaknya lapangan yang dibangun dan komunitas yang tumbuh pesat. Namun, dengan regulasi pajak baru ini, pengelola lapangan harus melakukan penyesuaian strategi bisnis agar tetap kompetitif dan menguntungkan.

Dari sisi bisnis, pengenaan pajak ini akan menambah beban biaya operasional yang harus ditanggung pengelola lapangan padel. Biaya sewa lapangan yang selama ini menjadi sumber utama pendapatan harus dikelola ulang agar margin keuntungan tetap terjaga tanpa membuat harga sewa menjadi terlalu mahal bagi konsumen. Di tengah persaingan yang kian ketat dan kebutuhan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan, strategi harga yang tepat menjadi sangat krusial. Pengelola perlu melakukan kalkulasi cermat antara kenaikan biaya akibat pajak dan daya beli pasar, khususnya segmen muda yang sensitif terhadap harga.

Selain itu, pengelola lapangan padel harus lebih kreatif dalam mengembangkan layanan tambahan yang bisa meningkatkan nilai tambah bagi konsumen. Misalnya, menyediakan paket membership dengan benefit eksklusif, mengadakan turnamen komunitas yang menarik sponsor, atau mengintegrasikan teknologi digital untuk pengalaman booking dan pembayaran yang lebih mudah. Pendekatan ini tidak hanya membantu menutupi biaya pajak, tetapi juga memperkuat posisi bisnis di pasar yang semakin kompetitif.

Regulasi pajak ini juga menuntut pengelola untuk lebih disiplin dalam pencatatan dan pelaporan keuangan. Ketaatan terhadap ketentuan pajak daerah menjadi kunci agar bisnis berjalan lancar tanpa risiko sanksi administratif. Di sisi lain, transparansi dan profesionalisme dalam pengelolaan keuangan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan mitra bisnis, yang pada akhirnya berdampak positif pada pertumbuhan usaha.

Secara makro, kebijakan ini juga membuka peluang bagi pengelola lapangan padel untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam mengembangkan olahraga ini sebagai bagian dari sektor hiburan yang terorganisir dan berkelanjutan. Dengan adanya pajak, pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk fasilitas publik dan program olahraga yang lebih baik, yang pada gilirannya akan mendukung ekosistem olahraga padel di Jakarta.

Namun, tantangan terbesar tetap ada pada kemampuan pelaku usaha untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan regulasi dan dinamika pasar. Mereka harus mampu menyeimbangkan antara kepatuhan pajak, kebutuhan bisnis, dan ekspektasi konsumen yang terus berkembang. Strategi bisnis yang inovatif, efisiensi operasional, dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci utama agar bisnis lapangan padel tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh di tengah regulasi baru ini.

1 Padel adalah olahraga raket berasal dari Meksiko, yang merupakan kombinasi antara tenis dan squash, dimainkan di lapangan yang lebih kecil dari lapangan tenis dan dikelilingi oleh dinding kaca. Permainan ini selalu dimainkan dalam format ganda, yaitu 2 lawan 2, dan bola bisa dipantulkan dari dinding sebelum dikembalikan ke lawan, mirip dengan squash.

ilustrasi dibuat dengan menggunakan aplikasi AI