Pekan Raya Jakarta: Peluang Emas di Pusat Ekonomi dan Hiburan

Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair telah lama menjadi magnet bisnis dan hiburan terbesar di Indonesia, menawarkan potensi keuntungan yang luar biasa bagi para pelaku usaha dari berbagai sektor.

Aryo Meidianto

6/24/20253 min read

Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair telah lama menjadi magnet bisnis dan hiburan terbesar di Indonesia, menawarkan potensi keuntungan yang luar biasa bagi para pelaku usaha dari berbagai sektor. Setiap tahun, jutaan pengunjung membanjiri arena PRJ, menciptakan perputaran uang yang fantastis dan peluang usaha yang sulit ditandingi oleh event lain di Tanah Air.

Keuntungan bisnis di PRJ tidak hanya soal transaksi langsung, tetapi juga dampak jangka panjang bagi pertumbuhan usaha. Pada penyelenggaraan tahun 2024, PRJ berhasil mencatatkan transaksi hingga Rp7,5 triliun dalam 33 hari, dengan lebih dari 2.500 tenant dan 1.550 stan yang berpartisipasi, serta menyerap puluhan ribu tenaga kerja baru. Nilai transaksi yang terus meningkat setiap tahun menjadi bukti nyata besarnya daya beli masyarakat dan tingginya minat terhadap produk-produk yang dipamerkan di PRJ.

Salah satu keunggulan utama PRJ adalah keberagaman produk dan sektor industri yang terlibat, mulai dari otomotif, teknologi, makanan-minuman, fashion, hingga produk-produk UMKM. Hal ini menciptakan ekosistem bisnis inklusif, di mana pelaku usaha kecil hingga perusahaan besar dapat bersaing secara sehat dan mendapatkan eksposur yang sama di hadapan jutaan calon konsumen. Tidak hanya itu, PRJ juga menjadi ajang strategis untuk memperkuat branding, memperluas jaringan bisnis, hingga menjalin kemitraan baru, baik dengan pelaku usaha lokal maupun internasional.

Daya tarik PRJ semakin kuat dengan hadirnya berbagai hiburan, konser musik, wahana permainan, dan pertunjukan seni yang membuat pengunjung betah berlama-lama di area pameran. Antusiasme masyarakat yang tinggi ini menjadi peluang emas bagi pelaku usaha untuk meningkatkan penjualan melalui berbagai strategi promosi, seperti diskon eksklusif, bundling produk, hingga demonstrasi langsung di stan. Bahkan, banyak pelaku usaha yang kehabisan stok barang sebelum acara berakhir, menandakan tingginya permintaan dan potensi keuntungan yang bisa diraih.

Selain keuntungan finansial, PRJ juga memberikan dampak sosial-ekonomi yang signifikan. Ribuan UMKM mendapatkan kesempatan untuk naik kelas, memperkenalkan produknya ke pasar yang lebih luas, dan belajar dari pelaku usaha lain di ajang ini. Pertukaran pengalaman, inovasi produk, dan peningkatan kualitas layanan menjadi nilai tambah yang tidak ternilai bagi pertumbuhan bisnis jangka panjang.

Bisnis makanan-minuman, aksesoris, mainan anak, hingga totebag menjadi beberapa contoh peluang usaha yang selalu laris di PRJ. Dengan biaya sewa stan yang relatif terjangkau jika dibandingkan dengan potensi omset, pelaku usaha bisa mendapatkan margin keuntungan yang besar, apalagi jika didukung dengan strategi promosi yang kreatif dan penggunaan media sosial secara intensif.

Secara makro, PRJ juga berperan sebagai penggerak ekonomi Jakarta dan nasional. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta sangat signifikan, bahkan menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi kota megapolitan ini. Pemerintah pun terus mendorong sinergi antara sektor swasta dan masyarakat agar PRJ bisa menjadi etalase utama produk lokal yang mampu bersaing di pasar global.

Menengok ke belakang, Jakarta Fair dicetuskan pertama kali oleh Haji Syamsudin Mangan sebagai Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri) DKI Jakarta dengan nama Pekan Raya Jakarta. event ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 1968 di kawasan Monumen Nasional. Gagasan tersebut muncul dari keinginan untuk menyatukan pasar malam yang masih tersebar di sejumlah wilayah Jakarta dan mewujudkan pameran besar yang menghadirkan produk dalam negeri.

Konsep pameran yang tidak biasa ini disetujui oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Pembukaan cikal bakal pameran terbesar, terlama dan terlengkap ini dihadiri oleh Presiden Soeharto. Setahun setelah dibuka untuk umum, Pekan Raya Jakarta menyabet rekor sebagai pameran terlama selama 71 hari lamanya dan sempat disambangi oleh Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon, pada tahun 1969.

Tahun ini, Jakarta Fair digelar hampir sebulan lamanya mulai 19 Juni hingga 13 Juli 2025 di Arena JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat. Pada akhirnya, Pekan Raya Jakarta bukan sekadar ajang pameran dan hiburan, melainkan platform strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis, memperkuat jejaring, dan membangun reputasi usaha. Melalui perencanaan yang matang, inovasi produk, dan strategi promosi yang menarik dan tepat, PRJ adalah peluang emas yang sayang untuk dilewatkan oleh para pelaku usaha yang ingin meraih keuntungan maksimal di tengah geliat ekonomi Jakarta yang terus tumbuh pesat.

Ilustrasi Jakarta Fair dibuat dengan menggunakan AI - prompt by Bizsense Indonesia