Potensi Bisnis Kurma di Indonesia: Peluang dan Tantangan

Kurma, buah yang identik dengan bulan Ramadan, telah menjadi komoditas yang semakin diminati di Indonesia. Setiap tahun, terutama saat bulan suci Ramadan, permintaan kurma melonjak signifikan. Potensi bisnis kurma akan tetap cerah di setiap tahunnya.

Aryo Meidianto

3/18/20252 min read

Kurma, buah yang identik dengan bulan Ramadan, telah menjadi komoditas yang semakin diminati di Indonesia. Setiap tahun, terutama saat bulan suci Ramadan, permintaan kurma melonjak signifikan. Hal ini tidak hanya didorong oleh tradisi berbuka puasa dengan kurma, tetapi juga oleh kesadaran masyarakat akan manfaat kesehatan yang terkandung dalam buah ini. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menjadi pasar yang sangat potensial bagi bisnis kurma. Namun demikian, mengingat iklim Indonesia yang tidak cocok untuk budidaya kurma, hampir seluruh pasokan kurma di Tanah Air berasal dari impor.

Data Impor Kurma ke Indonesia

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor kurma ke Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Impor kurma pada Januari 2025 mengalami kenaikan, mencapai 16,43 ribu ton dengan nilai sebesar US$20,68 juta*. Negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Tunisia menjadi pemasok utama kurma ke Indonesia. Nilai impor kurma pada Januari 2025 merupakan yang tertinggi dalam dua tahun terakhir dan mencatatkan lonjakan yang signifikan. Peningkatan ini tidak hanya terjadi selama Ramadan, tetapi juga sepanjang tahun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat kurma bagi kesehatan.

Prospek Bisnis Kurma di Indonesia

Bisnis kurma di Indonesia dimulai dari proses impor. Importir biasanya bekerja sama dengan produsen kurma di Timur Tengah untuk memasok buah ini ke pasar lokal. Setelah tiba di Indonesia, kurma didistribusikan ke berbagai pedagang besar, pasar tradisional, supermarket, dan e-commerce. Beberapa importir juga mengemas ulang kurma dengan merek lokal untuk menambah nilai jual. Selain itu, kurma juga diolah menjadi berbagai produk turunan seperti selai kurma, sirup kurma, dan bahkan kosmetik berbahan dasar kurma.

Selama Ramadan, penjualan kurma biasanya meningkat drastis. Pedagang eceran dan online shop ramai-ramai menawarkan berbagai jenis kurma, mulai dari kurma Ajwa yang premium hingga kurma Medjool yang populer. Harga kurma bervariasi tergantung pada kualitas dan asal negara. Sebagai contoh, kurma Ajwa dari Arab Saudi bisa dijual dengan harga Rp300.000 hingga Rp500.000 per kilogram, sementara kurma biasa dijual dengan harga Rp50.000 hingga Rp100.000 per kilogram.

Bisnis kurma di Indonesia dinilai sangat prospektif. Pertumbuhan populasi Muslim, peningkatan daya beli masyarakat, dan kesadaran akan manfaat kesehatan kurma menjadi faktor pendorong utama. Selain itu, perkembangan e-commerce juga memudahkan distribusi dan pemasaran kurma ke seluruh pelosok negeri. Bisnis kurma tidak hanya menguntungkan bagi importir besar, tetapi juga bagi pedagang kecil dan menengah yang menjual kurma secara eceran.

Namun, tantangan utama dalam bisnis ini adalah fluktuasi harga dan ketergantungan pada impor. Harga kurma bisa sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar global, nilai tukar rupiah, dan biaya logistik. Selain itu, persaingan dengan produk lokal seperti buah-buahan tropis juga menjadi tantangan tersendiri. Meskipun demikian, kurma tetap memiliki daya tarik tersendiri karena nilai religius dan kesehatannya.

Keuntungan bisnis kurma terletak pada margin keuntungan yang tinggi, terutama untuk jenis kurma premium. Selain itu, permintaan yang stabil sepanjang tahun, terutama saat Ramadan, membuat bisnis ini relatif aman dari fluktuasi pasar. Bagi importir, membangun hubungan baik dengan produsen kurma di Timur Tengah bisa menjadi kunci sukses dalam bisnis ini. Sementara itu, bagi pedagang eceran, menawarkan variasi produk dan kemasan menarik bisa menjadi strategi untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Kesimpulan

Bisnis kurma di Indonesia memiliki potensi yang besar, terutama dengan meningkatnya permintaan selama Ramadan dan kesadaran akan manfaat kesehatan. Meskipun bergantung pada impor, bisnis ini tetap menguntungkan karena margin keuntungan yang tinggi dan permintaan yang stabil. Menurut Bizsense, dengan strategi pemasaran yang tepat dan manajemen logistik yang baik, bisnis kurma bisa menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi pelaku usaha di Tanah Air.


*https://fakta.com/ekonomi/fkt-22125/impor-kurma-capai-1643-ribu-ton-ternyata-terbanyak-bukan-dari-arab