Saham Perusahaan Korea Terkait Squid Game Anjlok Tajam, Apa Penyebabnya?

Pada Senin, 30 Juni 2025, pasar saham Korea Selatan diguncang oleh penurunan tajam harga saham sejumlah perusahaan yang terkait dengan serial fenomenal Netflix, Squid Game. Penurunan ini dipicu oleh kekecewaan penonton terhadap isi cerita musim terbaru serial tersebut, yang meskipun berhasil menduduki puncak daftar tayangan global, gagal memenuhi ekspektasi dan antusiasme publik yang tinggi.

Aryo Meidianto

7/13/20252 min read

Pada Senin, 30 Juni 2025, pasar saham Korea Selatan diguncang oleh penurunan tajam harga saham sejumlah perusahaan yang terkait dengan serial fenomenal Netflix, Squid Game. Penurunan ini dipicu oleh kekecewaan penonton terhadap isi cerita musim terbaru serial tersebut, yang meskipun berhasil menduduki puncak daftar tayangan global, gagal memenuhi ekspektasi dan antusiasme publik yang tinggi. Fenomena ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara persepsi konsumen terhadap sebuah produk hiburan dengan performa finansial perusahaan yang berada di balik produksinya.

Salah satu yang paling terdampak adalah Artist Co, agensi tempat aktor utama Lee Jung-jae menjadi pemegang saham terbesar, yang sahamnya merosot hingga 21%. Unit usaha Artist Co, yaitu Artist Studio Inc, bahkan mengalami penurunan lebih dalam sebesar 24%. Tidak kalah signifikan, saham Dexter Studios Co, perusahaan mitra produksi efek visual serial ini, juga melemah 8,5%. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap prospek pendapatan dan reputasi perusahaan yang sangat bergantung pada kesuksesan serial tersebut.

Kekecewaan penonton terhadap musim ketiga Squid Game bukan hanya soal cerita yang dianggap kurang memuaskan, tetapi juga ketidakmampuan serial untuk mengulang fenomena global yang terjadi pada musim pertama. Musim pertama Squid Game menjadi sebuah fenomena budaya yang mendunia, memecahkan rekor tayangan Netflix dan mengangkat profil industri hiburan Korea Selatan ke panggung internasional. Namun, musim ketiga yang dirilis pada akhir Juni 2025 ini, meskipun masih meraih posisi teratas di platform streaming, gagal menyamai resonansi emosional dan kejutan naratif yang membuat musim pertama begitu ikonik.

Kritikus budaya pop di Seoul, Kim Hern-sik, menilai bahwa ketidakselarasan antara ekspektasi penonton dan arah cerita musim ketiga menjadi faktor utama penurunan minat dan antusiasme. Hal ini berdampak langsung pada sentimen pasar, di mana investor mulai meragukan kemampuan perusahaan-perusahaan terkait untuk mempertahankan momentum kesuksesan yang sudah mereka raih sebelumnya. Investor khawatir bahwa penurunan popularitas serial akan berimbas pada pendapatan dari lisensi, merchandise, dan proyek-proyek terkait lainnya.

Dari perspektif bisnis, kejadian ini menggarisbawahi risiko yang melekat pada ketergantungan berlebihan pada satu produk atau franchise. Meskipun Squid Game telah membawa keuntungan besar dan pengakuan global, fluktuasi kualitas dan penerimaan pasar dapat dengan cepat mempengaruhi nilai perusahaan yang terkait. Investor dan pelaku industri diharapkan untuk lebih hati-hati dalam mengelola portofolio mereka, serta mendorong diversifikasi agar tidak terlalu bergantung pada satu sumber pendapatan.

Selain itu, penurunan saham ini juga membuka ruang diskusi tentang pentingnya inovasi berkelanjutan dalam industri hiburan. Serial-serial besar seperti Squid Game perlu terus beradaptasi dengan selera penonton yang dinamis dan ekspektasi yang semakin tinggi. Kegagalan untuk memenuhi hal tersebut dapat berakibat pada penurunan nilai ekonomi yang signifikan, sebagaimana terlihat dari reaksi pasar saham baru-baru ini.

Secara keseluruhan, anjloknya saham perusahaan Korea Selatan yang terkait dengan Squid Game musim ketiga merupakan refleksi nyata bagaimana persepsi publik dan kualitas konten dapat mempengaruhi aspek finansial secara langsung. Ini menjadi pelajaran penting bagi industri hiburan global bahwa kesuksesan fenomenal bukan jaminan keberlanjutan tanpa inovasi dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan audiens. Investor pun harus terus memantau perkembangan kreatif sekaligus melakukan mitigasi risiko agar tetap bertahan di pasar yang sangat kompetitif dan cepat berubah.