Starbucks Diakuisisi Boyu Capital, Pertanda Bisnis Amerika Serikat Mulai Tumbang di China?

Penjualan 60 persen saham Starbucks di China kepada perusahaan investasi lokal, Boyu Capital, senilai Rp66 triliun menandai pergeseran penting dalam persaingan pasar kopi di China.

Aryo Meidianto

11/20/20251 min read

Penjualan 60 persen saham Starbucks di China kepada perusahaan investasi lokal, Boyu Capital, senilai Rp 66 triliun menandai pergeseran penting dalam persaingan pasar kopi di China. Transaksi ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga mencerminkan perubahan kekuatan pasar dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan global dalam menyesuaikan diri dengan inovasi lokal.

Starbucks yang sempat memimpin pasar berdasarkan budaya minum kopi yang mulai berkembang di China akhirnya harus mengakui posisi dominan pesaing lokal, Luckin Coffee. Keberhasilan awal Starbucks didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan perubahan gaya hidup selama dua dekade terakhir. Namun, Luckin Coffee berhasil mengungguli dengan inovasi rasa kopi yang lebih menarik dan konsisten, serta harga yang lebih kompetitif dan model gerai yang lebih fleksibel dibandingkan format konvensional Starbucks.

Pada tahun 2023, Luckin Coffee telah melampaui Starbucks dalam jumlah gerai, mencapai dua kali lipat dari jumlah gerai Starbucks di China. Pendapatan Luckin Coffee di pasar China juga lebih tinggi dari Starbucks, menunjukkan dominasi yang solid.

Akuisisi saham Starbucks China oleh Boyu Capital merupakan langkah strategis untuk menguatkan posisi Starbucks dengan kehadiran pemain lokal yang memiliki pengetahuan dan koneksi luas. Boyu Capital memiliki pengalaman dan portofolio teknologi yang kuat, termasuk saham di perusahaan-perusahaan besar seperti Alibaba dan Ant Financial, serta merek minuman cepat saji Mixue. Integrasi ini diyakini akan membawa inovasi digital dan kecepatan operasional ke dalam bisnis Starbucks di China.

Langkah ini juga memperkuat persaingan karena Luckin Coffee kini menghadapi entitas yang menggabungkan merek global dengan kecanggihan teknologi dan pemahaman lokal. Pasar bereaksi positif dengan kenaikan harga saham Starbucks setelah pengumuman akuisisi.

Di tingkat regional, Boyu Capital diperkirakan akan mendukung inovasi rasa kopi yang sesuai dengan preferensi lokal, seperti cita rasa kelapa. Hal ini membuka peluang bagi petani Indonesia, terutama karena China adalah pembeli kelapa terbesar dunia. Tren ini dapat meningkatkan permintaan dan harga komoditas pertanian seperti kelapa, kopi, dan coklat di Indonesia.