Trump Tuntut iPhone Harus ‘Made in US’, Harga Jual Langsung Meroket

Kebijakan tarif yang diancamkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap iPhone yang tidak diproduksi di dalam negeri AS membawa dampak signifikan terhadap harga perangkat ini, termasuk di pasar Indonesia. Trump menuntut agar Apple memindahkan produksi iPhone yang dijual di Amerika Serikat ke dalam negeri.

Aryo Meidianto

6/4/20252 min read

Kebijakan tarif yang diancamkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap iPhone yang tidak diproduksi di dalam negeri AS membawa dampak signifikan terhadap harga perangkat ini, termasuk di pasar Indonesia. Trump menuntut agar Apple memindahkan produksi iPhone yang dijual di Amerika Serikat ke dalam negeri. Apabila Apple tidak mengindahkan peringatan dari Trump ini maka mereka harus membayar tarif sebesar 25 persen. Ancaman ini muncul sebagai bagian dari tekanan yang lebih luas untuk mengurangi ketergantungan pada manufaktur di luar AS, terutama di China dan India, yang selama ini menjadi basis utama produksi iPhone.

Apple sendiri telah merespons dinamika ini dengan merencanakan pengalihan sebagian besar perakitan iPhone untuk pasar AS dari China ke India, sebagai upaya menghindari dampak tarif yang tinggi akibat perang dagang antara AS dan China. India kini menjadi pusat manufaktur yang semakin penting bagi Apple, dengan produksi yang terus meningkat pesat, dan diperkirakan akan menggandakan kapasitasnya dalam waktu dekat. Namun, Trump menolak rencana ini dan menegaskan bahwa produksi harus dilakukan di AS, bukan di India.

Dari sisi biaya, perpindahan produksi ke AS diperkirakan akan sangat mahal. Para analis memperkirakan harga iPhone yang dibuat di dalam negeri AS bisa mencapai tiga kali lipat dari harga saat ini,. Harga jual iphone diperkirakan bisa menembus angka sekitar US$3.500 per unit atau sekitar Rp57 juta/unit, sangat jauh lebih tinggi dibandingkan produksi di China atau India. Hal ini disebabkan oleh biaya tenaga kerja yang jauh lebih tinggi, kurangnya infrastruktur manufaktur yang memadai, serta fleksibilitas tenaga kerja yang terbatas di AS. Kenaikan biaya produksi ini secara langsung akan berimbas pada harga jual iPhone di berbagai pasar, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, meskipun belum ada perhitungan pasti mengenai dampak tarif AS tersebut terhadap harga iPhone, para pelaku pasar dan distributor Apple mengakui bahwa situasi ini berpotensi mempengaruhi harga perangkat di tanah air. Sampai saat ini, harga iPhone terbaru masih stabil, namun ketidakpastian kebijakan tarif dan perpindahan produksi bisa membuat harga menjadi lebih mahal di masa mendatang. Selain itu, kebijakan pemerintah Indonesia yang tengah merelaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk teknologi termasuk iPhone, diharapkan dapat membantu menekan harga dan mempercepat perkembangan industri teknologi lokal.

Secara bisnis, kebijakan tarif ini tidak hanya mempengaruhi harga jual, tetapi juga strategi rantai pasok Apple secara global. Perusahaan harus menyesuaikan lokasi produksi untuk menghindari tarif tinggi, yang berarti investasi besar di negara-negara seperti India dan kemungkinan pengembangan fasilitas baru di AS. Ini menimbulkan tantangan besar karena Apple selama ini sangat bergantung pada manufaktur di China yang efisien dan berbiaya lebih rendah. Perubahan ini juga dapat memicu ketidakpastian harga dan pasokan di pasar global, termasuk Indonesia, yang merupakan salah satu pasar penting Apple di Asia Tenggara.

Dengan demikian, pengaruh kebijakan tarif AS ini terhadap harga iPhone di Indonesia sangat nyata dan kompleks. Jika Apple benar-benar memindahkan produksi ke AS, maka harga iPhone bisa melonjak secara signifikan akibat biaya produksi yang lebih tinggi. Namun demikian, jika Apple memilih memperkuat produksi di India atau tetap di China dengan berbagai strategi mitigasi tarif, maka harga iPhone di Indonesia mungkin tetap relatif stabil. Meskipun tetap ada risiko kenaikan akibat faktor eksternal seperti tarif dan biaya logistik, tidak akan sebesar jika pabriknya dipindahkan ke AS. Kebijakan pemerintah Indonesia yang mendukung investasi dan relaksasi TKDN juga menjadi faktor penyeimbang yang penting dalam menjaga daya beli konsumen lokal di tengah dinamika global ini.

Ilustrasi dibuat dengan menggunakan aplikasi AI